Selasa, 27 September 2011

Anemia

Anemia lebih dikenal masyarakat sebagai penyakit kurang darah. Penyakit ini rentan dialami oleh balita, wanita hamil, wanita, dan para pekerja pada umumnya. Ada dua tipe yang dikenal selama ini yaitu gizi dan non-gizi.

gizi adalah keadaan kurang darah akibat kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan serta produksi sel-sel darah merah, baik kualitas maupun kuantitasnya.

gizi itu sendiri ada beberapa macam, yaitu:
gizi besi,terjadi karena kekurangan pasokan zat besi (Fe). Zat besi merupakan inti molekul hemoglobin yang merupakan unsur utama dalam sel darah merah. Jadi, kekurangan pasokan zat besi bisa menyebabkan menurunnya produksi hemoglobin. gizi vitamin E, vitamin E merupakan faktor esensial bagi integritas sel darah merah. Kekurangan vitamin E dapat mengakibatkan integritas dinding sel darah merah menjadi lemah dan tidak normal sehingga sangat sensitif terhadap hemolisis (pecahnya sel darah merah) gizi asam folat, sering disebut juga dengan megaloblastik atau makrositik. Dalam hal ini keadaan sel darah merah penderita tidak normal dengan ciri-ciri bentuknya lebih besar, jumlahnya sedikit, dan belum matang. gizi vitamin B12 atau disebut juga pernicious. Gejalanya mirip dengan gejala pada gizi asam folat, tetapi disertai dengan gangguan pada sistem pencernaan bagian dalam. gizi vitamin B6 atau disebut juga siderotic. Keadaannya mirip dengan gizi besi, tetapi jika darah dites di laboratorium, serum besinya normal.

non-gizi bisa terjadi akibat pendarahan, seperti luka akibat kecelakaan, haid, atau penyakit darah yang bersifat genetis seperti thalasemia (kerusakan DNA), hemofilia (kelainan pembekuan darah), dan lain-lain.

Tanda-Tanda
Mengalami 4 L (lemah, lesu, letih, dan lelah).Wajah pucat.Anggota badan seperti tangan dan kaki merasa kesemutan.Mata berkunang-kunang.Jantung berdegup kencang.Kurang bergairah.
Penyebab
Kekurangan zat besi sehingga secara seluler terjadi pengecilan ukuran sel darah merah (microcytic). Hal itu menyebabkan rendahnya kandungan hemoglobin (hypochromic) dan berkurangnya jumlah sel darah merah.Kekurangan asam folat dan atau vitamin Bn. Kedua zat tersebut diperlukan dalam pembentukan nukleoprotein untuk proses pematangan sel darah merah dalam sumsum tulang.Kekurangan vitamin B12 dan disertai gangguan pada sistem pencernaan bagian dalam. Pada jenis yang kronis bisa merusak sel-sel otak dan asam lemak menjadi tidak normal serta posisinya pada dinding sel jaringan saraf berubah. Dikhawatirkan, penderita akan mengalami gangguan kejiwaan.Kekurangan vitamin B5 akan mengganggu sintesis (pembentukan) hemoglobin. Penanganan gizinya bisa dilakukan dengan memberikan suplemen vitamin B6 secara oral dengan dosis 50-200 mg/hari atau sesuai anjuran dokter gizi.
Pencegahan
Mengonsumsi bahan makanan sumber utama zat besi, asam folat, vitamin B6, dan vitamin B12 seperti daging dan sayuran sesuai kecukupan gizi yang dianjurkan.Melakukan tes laboratorium untuk mengetahui kandungan B12 dalam darah sehingga bisa membedakan antara biasa dengan pernicious. Bila ternyata kadar vitamin B12 normal, maka dapat dilakukan pemberian asam folat dengan dosis 0,1-1,0 mg/hari.Melakukan tes darah secara rutin untuk melihat profil darah dan mencegah terjadinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar