Rabu, 28 September 2011

Depresi Pasca Melahirkan

Depresi pasca melahirkan (postpartum depression) bukanlah sesuatu hal yang sepele. Selain sang ibu, depresi ini juga ternyata bisa membahayakan sang buah hati. Kemunculan depresi ini sebenarnya tidak dapat diperkirakan sehingga bisa terjadi kapan saja, bisa langsung terjadi atau beberapa waktu pasca melahirkan.

Tanda-Tanda
Cemas tanpa sebab.Tidak mau mengasuh anak atau tidak mau menyerahkan anaknya kepada orang lain.Sensitif dan mudah tersinggung.Menjadi amat pendiam dan pemurung.
Penyebab
Kadar tembaga dalam darah lebih tinggi daripada wanita melahirkan pada umumnya.Memiliki riwayat pribadi atau ada anggota keluarga yang pernah mengalami depresi.Pernah mengalami pada kelahiran sebelumnya.Mengalami sakit yang parah ketika menstruasi.Ketika mengonsumsi pil kontrasepsi, ada perubahan mood yang negatif pada respons tubuh dan mental.Merasa amat terisolasi.Tidak mendapatkan dukungan dari pasangan.Pernah memiliki riwayat trauma emosional.Kekhawatiran terhadap perubahan bentuk tubuh yang membuat tubuhnya mungkin tidak seindah ketika sebelum hamil.
Pencegahan

Berikut ini adalah pencegahan yang bisa kita lakukan agar tidak terjadi.
Menetapkan perjanjian waktu antara suami dan istri untuk menjaga bayi secara rutin. Hal ini dilakukan agar keduanya sama-sama terlibat dalam pengasuhan bayi dan juga memastikan keduanya mendapatkan cukup istirahat.Memastikan ibu dalam keadaan sehat.Menjaga asupan makan dan menyediakan makanan yang sehat untuk dikonsumsi sang ibu.Berolahraga jika memungkinkan. Berolahraga ini juga bisa digantikan dengan aktivitas fisik lainnya, seperti menggendong bayi sambil berjalan-jalan di taman atau di sekeliling rumah.Keluarga harus mendukung ibu dalam banyak hal, ketika sang ibu membutuhkan bantuan, ada orang yang siap siaga untuk membantu, sehingga ibu tidak merasa sendirian.Banyak mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin B6 seperti brokoli, pisang, dan buah-buahan lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar